Minggu, 06 Maret 2011

RENDAH HATI

Rendah hati mungkin adalah sebuah kata yang hampir hilang dari perbandaharaan bahasa kita. Hampir setiap hari kita mendengar atau menyaksikan betapa para pemimpin kita, para elite politik dan pejabat publik menunjukan arogansi kekuasaan atau jabatannya. Pertikaian politik diantara para pemimpin sesungguhnya telah memberi gambaran yang jelas tentang betapa mereka sungguh merasa dirinya paling benar, paling mewakili rakyat, dan paling mengerti persoalan.
Demikian halnya dengan para pakar dan pengamat politik, ekonomi, dan sosial. Semuanya berlomba-lomba untuk memberikan komentarnya kepada publik dengan rasa diri paling benar dan orang lain paling salah. Kita memang tidak perlu mengatakan bahwa saudara kita itu tinggi hati, sombong, high profile, arogan, selalu ingin dihormati dan diistimewakan, tidak mau mendengar, tidak mau melayani karena hal itu sama dengan kita juga tidak memiliki kerendahan hati.
Kerendahan hati merupakan salah satu bahan (ingredients)  yang paling penting dalam karakter seseorang yang telah menemukan jati dirinya, di samping integritas, pasrah, rela memaafkan dan pengendalian diri. Mengenai topik integritas, dan rela memaafkan telah dibahas dalam rubrik Mandiri beberapa waktu yang lalu. Sedangkan topik pasrah akan dibahas dalam edisi mendatang.
Kerendahan hati juga merupakan salah satu indikator dari tinggi nya kecerdasan spiritual seseorang. Seseorang yang tidak bisa menunjukkan sikap atau karakter rendah hati, berarti belum mencapai kedamaian dengan dirinya. Dari hasil resep yang dilakukan oleh Gay Hendrick, PhD dan Kate Ludeman, PhD terhadap 800-an manajer perusahaan yang mereka tangani selama 25 tahun, salah satu kesimpulannya adalah bahwa para pemimpin yang berhasil membawa perusahaan atau organisasi nya ke puncak kesuksesan biasanya adalah orang yang memiliki integritas, mampu menerima kritik, rendah hati, dan mengenal dirinya dengan baik. Para pemimpin yang sukses ini ternyata memiliki kecerdasan spiritual yang jauh lebih tinggi dari manusia rata-rata.
Mereka justru adalah manusia yang rendah hati.
Berikut ini adalah sejumlah karakteristik atau ciri-ciri dari seseorang yang memiliki sifat rendah hati. Jika kita memiliki salah satu saja dari ciri-ciri ini, berarti kita memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik dibanding kita tidak memilikinya.
  • Mau melayani
  • Memandang setiap individu unik, istimewa dan penting
  • Mau mendengar dan menerima kritik
  • Menang tanpa ngasorake, ngalah tapi ora kalah
  • Berani mengakui kesalahan dan meminta maaf
  • Rela memaafkan
  • Lemah lembut dan penuh pengendalian diri
  • Mengutamakan kepentingan yang lebih besar

Sabtu, 15 Januari 2011

2011 kelabu.

Happy New Year 2011!!!!!!!!!! Tapi aku kelabu, tahun baru ini menjijikan bagiku. Norak! Kampungan!Tanggal 1 Januari 2011 ex jadian sama adek kelas namanya 'Anggun', tapi aku baru tau tanggal 10. Busuk biyanget. Padahal habis taun baru si Dns masih ngomong sayang lah blahblah lah. Ternyata dia baru jujur tanggal 10. Dan dia ngomong kalo 'Aku takut kamu sedih blahblahblah....' Penting po pie? Ha? Emosi reti ra?! Tapi sekarang udah biasa aja sih, walaupun sebenernya ya masih sayang(Jangan pd). Tapi kenyataan ya sekarang tiap hari kamu bikin kagol, jadi maaf aja kalo aku ngga sayang lagi. Kan aku udah cerita juga sama Ivan, aku masih sayang kamu. Kamu ngga pernah nyadar kan? Kamu jadi ngga pernah nyuport kan? Siapa yang nyuport? Temenmu! Dong ra nek temenmu? Aku kan pinginnya kamu! Please kapan kamu nyadar???? Aku nunggu kamu yang ngga pasti buat aku tu hal yang ngga penting banget eh. Pulung juga udah nyuport aku sampe aku bisa sayang dan kepikiran lagi sama kamu, tapi kamu tetep aja kan sayangnya sama pacarmu. Ya nggapapasih, ngga ada salahnya sayang sama pacar. Tapi tau kan kalo Anggun suka kamu dari aku pas sama kamu, tapi kamu bilang apa? Kamu bilang dia jelek, dan bukan tipe kamu banget. Tapi kenyataan beda sama apa yang kamu omongin! Please sadar!

Sampe sekarang sebenernya aku masih sayang sama kamu, sampe aku nggabisa sayang, hanya bisa suka sama oranglain. Ini semua gara-gara kamu. Tapi emang kenyataan kamu ngga pernah sadar sama hal ini. Ya mungkin menurutmu ini hal sepele. Tapi menurutku? Hal penting banget tau ngga sih? Apa ini hanya cinta monyet? Mungkin? Mungkin sih, tapi ngga segininya juga sih. Aku suka sama kamu, sayang sama kamu, dari hati paling tulus, paling tulis. Tapi aku bisa juga kalo buat benci sama kamu. Mungkin! Tapi ngga segampang aku sayang sama kamu.

Yaudah sih aku cuma mau cerita ini doang. Aku nyesel udah pernah sakitin kamu dan blahblahbla. Maaf banget. Mending kamu sekarang sayang aja sama Anggun, semoga kamu langgeng ya. Saling doain aja:)